Kamis, 09 Juni 2011

Melatih Empati Anak Sejak Dini

   Pola pengasuhan mempengaruhi kepribadian anak ketika tumbuh dewasa. Anak laki-laki yang dididik dengan baik dan benar sejak belia, akan tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan dan dapat diandalkan oleh keluarganya. Orangtua perlu membekali anak, terutama anak laki-laki, dengan empati sejak belia.

   Anak laki-laki yang semasa tumbuh kembangnya terlatih berempati, ia akan tampil sebagai pribadi yang memahami perasaan orang lain. Pribadi penuh empati seperti ini memudahkan ia untuk berteman, dan menjadikannya sebagai calon suami dan ayah yang baik untuk keluarganya kelak.

   "Empati adalah kemampuan sosial yang sangat berharga dan bisa membantu diri sendiri, juga orang lain. Empati juga mencegah seseorang dari perilaku buruk yang melukai orang lain," jelas Shari Young Kuchenbecker, PhD, asisten profesor Chapman University, Orange, California. “Empati adalah salah satu fondasi terbaik yang bisa orangtua berikan kepada anak laki-lakinya," lanjutnya.

Bagaimana cara melatih empati anak?

* Permainan seni peran
   Ciptakan sebuah permainan, yang bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, terkait dengan sesuatu yang disukainya. Kalau anak menyukai sepakbola, saat ia menonton pertandingan sepakbola, Anda duduk bersamanya. Ketika pemain favoritnya ditugaskan menendang bola di kotak penalti, ajak anak Anda memposisikan dirinya seolah-olah menjadi pemain sepakbola tersebut. Ajak anak menelusuri perasaannya, bagaimana rasanya jika ia berada dalam posisi tersebut. 

   Bagaimana tekanan yang ia rasakan, sekaligus semangat dan kebanggaan yang luar biasa. Dengan cara ini anak belajar mempertimbangkan perasaan orang lain dengan menempatkan dirinya berada di posisi orang lain tersebut.

   "Jika cara ini dilakukan terus menerus setiap tahun, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu mengatasi situasi emosi dengan baik," jelas Dan Kindlon, PhD, penulis buku Raising Cain: Protecting the Emotional Life of Boys.

* Picu anak membaca novel
   Studi yang masih berlangsung di York University di Toronto menunjukkan seseorang yang membaca buku fiksi lebih sering dibandingkan nonfiksi memiliki empati lebih tinggi.

   Para peneliti menelaah pengaruh bacaan fiksi terhadap empati. Menurut mereka, bagian dari otak yang digunakan untuk memahami karakter fiksi dari sebuah novel, sama dengan yang digunakan seseorang ketika memahami perasaan atau kondisi orang lain. Ketika bagian otak ini semakin sering digunakan, kemampuan seseorang dalam berempati akan terus terasah.

* Mulai dari lingkungan terdekat anak

* Tunjukkan hal-hal yang sederhana.
   Ajak anak untuk menawari makanan kepada anak yang lain, bersedekah kepada orang yang membutuhkan

* Kenalkan berbagai perasaan positif seperti : baik sekali, senang sekali

* Kenalkan juga berbagai perasaan negatif seperti : “Adik sedih sekali kak, tadi kamu rebut mainannya dengan kasar”

* Beri penjelasan pada anak, bahwa semua bantuan harus ada alasannya, agar di masa depan tidak ada orang yang akan memanfaatkan kebaikan hatinya dengan cara yang buruk.

* Siapkan lingkungan yang penuh cinta dan rasa aman bagi anak

Agar anak memiliki rasa empati dan peduli pada orang lain, ikuti tips berikut :
1. Berikan motivasi pada anak saat ia menunjukkan rasa peduli pada orang lain.

2. Ajarkan kepada anak untuk mengingat ketika orang lain bersikap peduli padanya.

3. Berikan anak tugas ringan yang harus dikerjakan tiap hari untuk melatih kepeduliannya dan tanggungjawabnya kepada anggota keluarga

4. Ajak anak untuk berbuat baik, seperti membukakan pintu dan mengatakan silahkan masuk, memberi makanan pada tetangga, menghormati dan menolong manula atau orang-orang cacat.

5. Libatkan anak pada kegiatan sosial, seperti kerja bakti, bakti sosial, kunjungan ke panti asuhan dll

6. Berikan teladan setiap saat

7. Ajak anak melihat sendiri kehidupan orang lain.

8. Dorong anak untuk menunjukkan kepeduliannya kepada orang lain.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar