Kamis, 09 Juni 2011

Mahkota Dewa untuk Nyeri Haid

  

   Melalui proses riset dengan teknologi biomolekuler yang didukung dengan Tandem Chemistry Expression Bioassy System (TCEBS), menurut Raymond Tjandrawinata PhD, direktur riset Dexa Medica, mahkota dewa dipilih karena memenuhi target efikasi dan paling sedikit efek sampingnya.

   "Dengan prinsip TCEBS ada beberapa tanaman obat yang menjadi kandidat, tapi kami menemukan mahkota dewa yang paling cocok. Meski begitu yang kami pakai adalah turunan kelima dari ekstrak mahkota dewa," paparnya dalam acara peluncuran Vitafem Free Me di Jakarta, Rabu (18/5/2011) kemarin.

    Ia menjelaskan, keluhan nyeri saat datang bulan pada dasarnya disebabkan karena faktor peningkatan hormon estrogen dan ekspresi inflamasi COX-2 yang menimbulkan berbagai keluhan nyeri.
Fraksi bioaktif DLBS1442 yang berasal dari mahkota dewa, bekerja dengan cara menghambat kerja estrogen dan menurunkan ekspresi COX-2.

   "Peningkatan hormon estrogen akan membuat mood tidak stabil, sehingga wanita yang sedang PMS mudah marah. Sementara itu, peningkatan hormon prostaglandin menyebabkan nyeri oto rahim. Kedua hormon ini yang dihambat kerjanya dengan DLBS1442," katanya.

   Hasil penelitian yang dilakukan selama 6 bulan terhadap 30 wanita yang selalu menderita keluhan nyeri haid menunjukkan, Vitafem Free Me mampu mengurangi berbagai gejala PMS. Diperkirakan, PMS ini mempengaruhi sekitar 85% dari wanita pada masa subur. Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), Raymond Tjandrawinata, menjelaskan Vitafem Free Me menjadi solusi untuk para wanita yang mengalami gangguan nyeri haid.

   "Selain mood yang membaik, derita berbagai nyerinya berkurang sampai 65 persen," kata Raymond. Hasil penelitian mengenai ekstrak mahkota dewa terhadap nyeri haid ini sudah dimuat dalam jurnal General Medical. "Kita boleh bangga karena obat ini dikerjakan oleh ilmuwan Indonesia, menggunakan tanaman asli tanah air dan diproduksi perusahaan lokal," katanya.

   Saat dilakukan uji klinis, sama sekali tidak diketemukan adanya efek samping, karena sudah melalui uji toksisitas pada hewan dan uji klinis pada manusia, sehingga keamanan dan khasiatnya terjamin. Apalagi obat herbal tersebut dipakai hanya 3 hari.

   Selain itu beberapa senyawa maupun sifat-sifat kemahkotaan dewanya sudah dihilangkan sebagian besar. Jadi aman untuk dikonsumsi saat haid. Dalam mengembangkan herbal Indonesia agar, sebagai peneliti herbal, Raymond, menerapkan prinsip farmakologi moderen.

   Dengan prinsip ini, herbal tidak dipasarkan sebagai jamu melainkan sudah diidentifikasi dan diisolasi senyawa berkhasiatnya sebagai obat. Metode untuk memenuhi prinsip farmakologi moderen adalah Tandem Chemistry Expression Bioassay System (TCEBS). Dengan cara ini, senyawa berkhasiat dalam suatu herbal diisolasi hingga diperoleh suatu zat yang disebut fraksi bioaktif.

   Selain itu, uji klinis juga harus dilakukan sebagai syarat untuk bisa didaftarkan sebagai fitofarmaka yakni jamu-jamuan yang sudah terbukti khasiat dan keamanannya pada manusia.

   Selain itu, lanjut dia, obal herbal itu dapat mengurangi berbagai gejala PMS lainnya, seperti sakit punggung, nyeri payudara, sakit kepala, lemas, mual, nafsu makan, kurang konsentrasi, tegang, emosi, dan perubahan mood.

   Hal ini dapat membantu para wanita Indonesia agar dapat tetap produktif sebelum dan selama masa menstruasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar