Sabtu, 30 April 2011

Atlit Pertama Indonesia di Olimpiade?

     Ternyata kita sempat-sempatnya kirim atlit ke olimpiade meski negara kita baru sembuh dari luka peperangan melawan kekuatan jahat, kolonialisme.  Hanya bermodalkan semangat dan nasionalisme, mereka berangkat dengan persiapan seadanya dengan penuh ketekunan dan dedikasi tinggi membela bangsa yang baru berumur 7 tahun. Mereka adalah SOEDARMODJO (atletik), SOEHARKO (renang) dan THIO GING WIE (angkat besi).

     Hanya dengan tiga atlit, Indonesia berani ikut ke olimpiade, sekaligus menjadi keikutsertaan pertama kali bagi Indonesia dalam pesta olahraga terbesar sejagat.  Tetepi malangnya, IOC hanya mencatat fakta dalam Olimpiade Helsinki sebagai olimpiade pertama yang diikuti oleh Uni Soviet (yang ternyata menjadi raksasa olahraga dunia dan juara umum nyaris hampir setiap olimpiade) dan Israel.

     Sedangkan keikutsertaan Indonesia sebagai debutan, tidak dicatat dan tidak dianggap penting sama sekali oleh IOC. Padahal, prestasi Israel setelah kita meraih medali di tahun 1988, tidak pernah sebagus dan sebaik Indonesia.  Bahkan Susi Susanti dan Alan Budikusumah, dicatat dengan tinta emas oleh IOC sebagai atlit peraih emas yang unik (mereka kelak menjadi pasangan suami istri). Sedangkan atlit Israel dicatat dunia dan IOC sebagai korban teror "September Hitam" dalam Olimpiade Munich 1972, bukan prestasi olahraganya! Sedang atlit Uni Soviet, kita tidak usah ragukan prestasinya.

     Kasihan juga tiga atlit Indonesia. Diakui setengah hati keikutsertaannya oleh IOC dan dilupakan oleh negaranya. Dan lebih menyedihkan lagi setelah merenung dan membaca pengakuan Soedarmodjo, bahwa negeri ini tidak pernah memberikan sesuatu yang layak bagi orang yang membawa nama baik Indonesia. Sungguh menyedihkan. Mereka memang dilupakan oleh negara dan oleh kita semua. Namun jasa mereka tidak bisa disembunyikan.

      Jasa Soedarmodjo, Soeharko dan Thio Ging Wie bagaikan harumnya parfum. Tidak bisa disembunyikan. Memang mereka tidak meraih medali apapun bagi bangsa. Tetapi mereka telah mendapat "medali abadi yang tak akan hilang", yaitu membawa nama baik bangsa dengan penuh kehormatan.
Saya sendiri tidak tahu wajah Soeharko dan Thio Ging Wie seperti apa. Bagi saya, mereka membuka jalan lapang bagi atlit olimpiade Indonesia untuk menunjukkan, bahwa Indonesia punya tempat di olimpiade. Dan tempat itu adalah tempat yang terhormat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar